Powered By Blogger

Minggu, 20 Maret 2011

Beberapa Jenis Obat AntiBiotik dan Penjelasannya (Part. 2)

6. Dumoxin
- Indikasi:
-Infeksi saluran pernafasan
 -Pneumonia yang disebabkan oleh Mycoplasma pneumonia
 -Pengobatan bronchitis dan sinusitis kronis
 -Infeksi saluran kemih
 -Infeksi kulit : acne vulgaris
 -Penyakit karena hubungan seksual :
 -Sebagai alternatif untuk pengobatan gonore dan sifilis.
 -Infeksi mata yang disebabkan oleh Gonococci, Staphylococci dan H.Influenza seperti trachoma dan konjunctivitis.
 -Infeksi Ricketsia

- Kontra Indikasi:
N/A

- Komposisi:
Dumoxin 100 mg tablet: Setiap tablet mengandung doksisiklin hiklat yang setara dengan doksisiklin 100 mg

Doksisiklin bekerja dengan jalan menghalangi pembentukan protein bakteri, dan tempat kerjanya pada bakteri 30 S-ribosom.
Doksisiklin mempunyai spektrum luas terhadap bakteri gram positif dan gram negatif.

- Dosis:
Dewasa dan anak-anak diatas umur 8 tahun dengan berat badan > 45 kg : 200 mg per hari

7. Ciprofloxacin 500 mg
- Indikasi:
Untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh kuman patogen yang peka terhadap ciprofloxacin, antara lain pada :
 - Saluran kemih termasuk prostatitis.
 - Uretritis dan serpisitis gonore.
 - Saluran cerna, termasuk demam thyfoid dan parathyfoid.
 - Saluran nafas, kecuali pneumonia dan streptococus.
 - Kulit dan jaringan lunak.
 - Tulang dan sendi.

- Kontra Indikasi:
 - Penderita yang hipersensitivitas terhadap siprofloksasin dan derivat quinolone lainnya
 - tidak dianjurkan pada wanita hamil atau menyusui,anak-anak pada masa pertumbuhan,karena pemberian dalam waktu yang lama dapat menghambat pertumbuhan tulang rawan.
 - Hati-hati bila digunakan pada penderita usia lanjut
 - Pada penderita epilepsi dan penderita yang pernah mendapat gangguan SSP hanya digunakan bila manfaatnya lebih besar dibandingkan denag risiko efek sampingnya.

- Komposisi :
Ciprofloxacin 250 mg : Tiap tablet salut selaput mengandung Ciprofloxacin 250 mg
Ciprofloxacin 500 mg : Tiap tablet salut selaput mengandung ciprofloxacin 500 mg.

- Farmakologi :
Ciprofloxacin (1-cyclopropyl-6-fluoro-1,4-dihydro-4-oxo-7-(-1-piperazinyl-3-quinolone carboxylic acid) merupakan salah satu obat sintetik derivat quinolone. mekanisme kerjanya adalah menghambat aktifitas DNA gyrase bakteri, bersifat bakterisida dengan spektrum luas terhadap bakteri gram positif maupun gram negatif.
ciprofloxacin diabsorbsi secara cepat dan baik melalui saluran cerna, bioavailabilitas absolut antara 69-86%, kira-kira 16-40% terikat pada protein plasma dan didistribusi ke berbagai jaringan serta cairan tubuh. metabolismenya dihati dan diekskresi terutama melalui urine.

Dosis :
 1.Untuk infeksi saluran kemih :
  - Ringan sampai sedang : 2 x 250 mg sehari
  - Berat : 2 x 500 mg sehari
  - Untuk gonore akut cukup pemberian dosis tunggal 250 mg sehari
 2.Untuk infeksi saluran cerna :
  - Ringan / sedang / berat : 2 x 250 mg sehari
 3.Untuk infeksi saluran nafas, tulang dan sendi kulit dan jaringan lunak :
  - Ringan sampai sedang : 2 x 500 mg sehari
  - Berat : 2 x 750 mg sehari
  - Untuk mendapatkan kadar yang adekuat pada osteomielitis maka pemberian tidak boleh kurang dari2 x 750 mg sehari
  - Dosis untuk pasien dengan gangguan fungsi ginjal : Bila bersihan kreatinin kurang dari 20 ml/menit maka dosis normal yang dianjurkan harus diberikan sehari sekali atau dikurangi separuh bila diberikan 2 x sehari.
 - Lamanya pengobatan tergantung dari beratnya penyakit.
Untuk infeksi akut selama 5-10 hari biasanya pengobatan selanjutnya paling sedikit 3 hari sesudah gejala klinik hilang.

- Peringatan dan perhatian :
 - Untuk menghindari terjadinya kristaluria maka tablet siprofloksasin harus ditelan dengan cairan
 - Hati-hati pemberian pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal (lihat keteranga pada dosis )
 - Pemakaian tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan
 - Selama minum obat ini tidak dianjurkan mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan mesin.

- Efek samping :
Efek samping siprofloksasin biasanya ringan dan jarang timbul antara lain:
 - Gangguan saluran cerna : Mual,muntah,diare dan sakit perut
 - Gangguan susunan saraf pusat : Sakit kepala,pusing,gelisah,insomnia dan euforia
 - Reaksi hipersensitivitas : Pruritus dan urtikaria
 - Peningkatan sementara nilai enzim hati,terutama pada pasien yang pernah mengalami kerusakan hati.
 - Bila terjadi efek samping konsultasi ke Dokter

8. Ceftazidime
- Indikasi:
Infeksi-infeksi yang disebabkan oleh kuman yang susceptible antara lain:
Infeksi umum:
septicaemia; bacteriaemia; peritonitis; meningitis; penderita ICU dengan problem spesifik, misalnya luka bakar yang terinfeksi.

Infeksi saluran pernapasan bagian bawah:
pneumonia, bronkopneumonia; pleuritis pada paru-paru; emfisema; bronciectasis yang terinfeksi; abcess pada paru-paru; infeksi paru-paru pada penderita cystic fibrosis.

Infeksi saluran kemih:
pyelonephritis akut dan kronis; pyelitis; prostatitis; berbagai abscess renal

Infeksi jaringan lunak dan kulit:
celullitis; erysipelas; abscess; mastitis; luka bakar atau luka lain yang terinfeksi; ulkus pada kulit

Infeksi tulang dan sendi:
osteotitis, osteomyelitis; artritis septik; bursitis yang terinfeksi
infeksi abdominal dan bilier
cholangitis, cholecystitis; peritonitis; diverkulitis; penyakit radang pelvic

Dialysis
Infeksi-infeksi yang dikaitkan dengan dialisis haemo dan peritoneal dan CAPD (continous ambulatory peritoneal dialysis).

- Kontra Indikasi:
Penderita yang hipersensitif terhadap antibiotika sefalosporin.

- Komposisi:
CEFTAZIDIME 1 g mengandung:
Ceftazidime pentahidrat setara dengan Ceftazidime 1 g

- Farmakologi:
Ceftazidime merupakan antibiotika sefalosporin semisintetik yang bersifat bakterisidal. Mekanisme kerja antibakteri dengan menghambat enzym yang bertanggung jawab terhadap sintesis dinding sel. Secara in vitro Ceftazidime dapat mempengaruhi mikroorganisme dalam range/spektrum yang luas, termasuk strain yang resisten terhadap gentamicin dan aminoglikosid lainnya. Selain itu Ceftazidime sangat stabil terhadap sebagian besar beta-laktamase, plasmid dan kromosomal yang secara klinis dihasilkan oleh kuman gram negatif dan dengan demikian Ceftazidime aktif terhadap beberapa strain resisten terhadap ampisilin dan sefalosporin lainnya.

- Bakteriologi:
Didasarkan pada spektrum aktivitasnya, Ceftazidime umumnya diklasifikasikan sebagai sefalosporin generasi ketiga.
Secara in vitro Ceftazidime aktif terhadap kuman-kuman berikut:
Kuman gram negatif, aerob:
Citrobacter spp. (termasuk C. freundii dan C. diversaus); Enterobacter spp. (termasuk E. cloacae dan E. aerogenes); Escherichia coli; Haemophilus influenzae, termasuk strain yang resisten terhadap ampisilin; Klebsiella (termasuk K. pneumonia); Neisseria meningitidis; Proteus mirabilis, Proteus vulgaris; Pseudomonas spp. (termasuk Pseudomonas aeruginosa); Serratia spp.

Kuman gram positif, aerob:
Staphylococcus aureus, termasuk strain yang menghasilkan penisilinase dan yang tidak.
Streptococcus aglaticae (Streptococci group B); Streptococcus pyogenes (Streptococci beta-hemolitik A)

Kuman lainnya:
Acinobacter spp., Clostridium spp. (kecuali C. difficile), Haemophilus parainfluenzae, Morganella morganii, Neisseria gonorrheoae, Peptococcus spp., Providencia spp. (termasuk P. rettgeri), Salmonella spp., Shigela spp., Staphylococcus epidermis dan Yersinia entrocobacter.

- Dosis:
Dosis umum
Ceftazidime digunakan secara parenteral, dosis tergantung pada tingkat keparahan, sensitifitas dan tipe infeksi serta usia, berat badan dan fungsi ginjal penderita.

Dewasa:
Dosis Ceftazidime yang digunakan untuk orang dewasa adalah 1-6 gram per hari, dapat diberikan dosis masing-masing 500 mg, 1 g atau 2 g setiap 12 atau 8 jam secara IV atau IM.

Untuk infeksi saluran kemih dan infeksi yang kurang serius, dosis 500 mg atau 1 g setiap 12 jam sudah mencukupi
Untuk sebagian besar infeksi sebaiknya diberikan dosis 1 g setiap 8 jam atau 2 g setiap 12 jam.

Untuk infeksi yang parah terutama untuk penderita “immunocopromised”, termasuk neutropenia, dapat diberi dosis 2 g setiap 8 jam atau 12 jam.

Untuk penderita cystic fibrosis dengan fungsi ginjal yang normal yang mengalami infeksi paru-paru pseudomonal sebaiknya digunakan dosis 100-150 mg/kg/hari sebagai dosis terbagi.

Pada orang dewasa dengan fungsi ginjal normal penggunaan dosis 9 g/hari masih aman.

Bayi dan anak:
Dosis lazim untuk anak-anak yang berusia lebih dari 2 bulan adalah 30-100 mg/kg/hari, diberikan sebagai dosis terbagi (2-3 kali). Dosis hingga 150 mg/kg/hari (maksimum 6 g sehari) dalam 3 dosis terbagi dapat diberikan pada anak-anak yang menderita fibrocystic, infected immunocompromised dan meningitis.

Neonatus dan bayi di bawah 2 bulan
Dosis 25-60 mg/kg/hari diberikan dosis sebagai dosis terbagi 2 kali sehari, telah terbukti efektif. Waktu paruh Ceftazidime pada neonatus dapat 3-4 kali lebih lama dibandingkan dengan orang dewasa.

Dosis pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal.
Ceftazidime diekskresikan melalui ginjal secara filtrasi glomeruler. Sehingga dosis pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal harus disesuaikan atau diturunkan.

Pada penderita infeksi berat terutama neutropenia yang biasanya mendapatkan dosis 6 g sehari, ini tidak bisa dilakukan pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal, maka unit dosis pada tabel di atas dapat dinaikkan 50% atau frekuensi pemberian disesuaikan. Pada penderita ini dianjurkan agar kadar Ceftazidime dalam serum dipantau dan kadar dalam serum tidak boleh lebih dari 40 mg/liter.

Bila hanya ada klirens kreatinin serum, maka rumus (persamaan Cokcroft's) dapat digunakan untuk mengestimasi klirens kreatinin.
Kreatinin serum menunjukkan fungsi ginjal pada keadaan tunak.

Pria:
Klirens kreatinin = berat badan (kg) x (140 – usia lanjut) / 72 x kreatinin serum (mg/dL)
Wanita: 0,85 x nilai di atas.

Perubahan kreatinin serum dari u mol liter menjadi mg dL adalah dengan membagi 88,4.
Pada anak-anak klirens kreatinin disesuaikan dengan luas area atau bobot tubuh dan frekuensi pemberian seperti pada orang dewasa.

Cara pemberian:
Ceftazidime dapat diberikan secara IV dan IM ke dalam masa otot yang besar misalnya pada daerah gluteus maximus bagian atas atau otot lateral pada paha.

9. Lincomycin
- Indikasi:
Linkomisin diindikasikan untuk pengobatan infeksi serius yang disebabkan oleh stafilokokus, streptokokus, pneumokokus.

- Kontra Indikasi:
Hipersensitif terhadap linkomisin dan klindamisin.
Tidak diindikasikan untuk pengobatan infeksi bakteri yang ringan atau terhadap infeksi oleh virus.
Pada penggunaan untuk infeksi berat (life threating) digunakan preparat linkomisin parenteral.
Jangan digunakan pada bayi yang baru lahir.

- Komposisi:
Tiap kapsul mengandung 272,4 mg linkomisin hidroklorida setara dengan 250 mg linkomisin.
Tiap kapsul mengandung 545 mg linkomisin hidroklorida setara dengan 500 mg linkomisin.

- Cara Kerja Obat:
Linkomisin dapat bekerja sebagai bakteriostatik maupun bakterisida tergantung konsentrasi obat pada tempat infeksi dan organisme penyebab infeksi. Linkomisin menghambat sintesa protein organisme dengan mengikat subunit ribosom 50 S yang mengakibatkan terhambatnya pembentukan ikatan peptida.

- Dosis:
Dewasa: 500 mg setiap 6 - 8 jam.
Anak-anak berumur lebih dari 1 bulan: 30 - 60 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi 3 - 4.
Untuk infeksi yang disebabkan oleh kuman streptokokus betha-haemolitikus, pengobatan paling sedikit 10 hari.
Pasien dengan gangguan fungsi ginjal, dosis 25 - 30% dari dosis penderita dengan penderita ginjal normal.
Agar dapat diabsorpsi optimal dianjurkan untuk tidak makan kecuali minum air 1 jam sebelum dan 1 - 2 jam sesudah minum obat ini.

- Peringatan dan Perhatian:
Bila terjadi diare, pemakaian linkomisin harus dihentikan.
Selama terapi linkomisin jangka panjang, tes fungsi hati dan hitung sel darah harus dilakukan secara periodik.
Linkomisin tidak dindikasikan untuk bayi yang baru lahir.
Keamanan pemakaian pada wanita hamil dan menyusui belum diketahui.

- Efek Samping:
Saluran pencernaan, seperti mual, muntah dan diare.
Reaksi hipersensitif, seperti rash dan urtikaria.
Rasa yang tidak umum seperti haus, letih dan kehilangan bobot tubuh (pseudomembranous colitis).
Hematopoietik: Neutropenia, leukopenia, agranulositosis.

- Interaksi Obat:
Kaolin.
Jika pemakaian kedua obat ini memang diperlukan, pasien harus menerima kaolin paling tidak 2 jam sebelum linkomisin.
Senyawa penghambat neuromuskular.
Dapat terjadi resisten silan dengan eritromisin termasuk gejala-gejala yang diketahui terjadi sebagai efek dari makrolida.

10. Tetracycline
- Indikasi:
Bruselosis, batuk rejan, pneumonia, demam yang disebabkan oleh Rickettsia, infeksi saluran kemih, bronkitis kronik. Psittacosis dan Lymphogranuloma inguinale. Juga untuk pengobatan infeksi-infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus dan Streptococcus pada penderita yang peka terhadap penisilin, disentri amuba, frambosia, gonore dan tahap tertentu pada sifilis.

- Kontra Indikasi:
 - Penderita yang peka terhadap obat-obatan golongan Tetrasiklin.
 - penderita gangguan fungsi ginjal (pielonefritis akut dan kronis).

- Komposisi:
Tetracycline 250 mg Kapsul
Tiap kapsul mengandung: Tetrasiklin HCl 250 mg.
Tetracycline 500 mg Kapsul
Tiap kapsul mengandung: Tetrasiklin HCl 500 mg.

- Cara Kerja Obat:
Tetrasiklin HCl termasuk golongan tetrasiklin, mempunyai spektrum luas dan bersifat bakteriostatik, cara kerjanya dengan menghambat pembentukan protein pada bakteri.

- Efek Samping:
 - Pada pemberian lama atau berulang-ulang, kadang-kadang terjadi superinfeksi bakteri atau jamur seperti:enterokolitis dan kandidiasis.
 - Gangguan gastrointestinal seperti: anoreksia, pyrosis, vomiting, flatulen dan diare.
 - Reaksi hipersensitif seperti: urtikaria, edema, angioneurotik, atau anafilaksis.
 - Jarang terjadi seperti: anemia hemolitik, trombositopenia,neutropenia dan eosinofilia.

- Peringatan dan Perhatian:
 - Hendaknya diminum dengan segelas penuh air +/- 240 ml untuk meminimkan iritasi saluran pencernaan.
 - Sebaiknya tetrasikli tidak diberikan pada kehamilan 5 bulan terakhir sampai anak berusia 8 tahun, karena menyebabkan perubahan warna gigi menjadi kuning dan terganggupertumbuhan tulang.
 - Penggunaan tetrasiklin pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal,dapat menimbulkan efek komulasi.
 - Hati-hati penggunaan pada penderita dengan gangguan fungsi hati, wanita menyusui.
 - Jangan minum susu atau makanan produk susu lainnya dalam waktu 1 - 3 jam setelah penggunaan Tetrasiklin.

- Dosis:
 - Dewasa: 4 kali sehari 250 mg - 500 mg.
Lama pemakaian:
Kecuali apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, pengobatan dengan Tetracycline kapsul hendaknya paling sedikit berlangsung selama 3 hari, agar kuman-kuman penyebab penyakit dapat terberantas seluruhnya dan untuk mencegah terjadinya resistansi bakteri terhadap tetrasiklin.
 - Anak-anak di atas 8 tahun: sehari 25 - 50 mg/kg berat badan dibagi dalam 4 dosis, maksimum 1 g.
Diberikan 1 jam sebelum atau 2 jam setelah makan.

- Interaksi Obat:
 - Tetrasiklin membentuk kompleks khelat dengan ion-ion kalsium, magnesium, besi dan aluminium. Maka sebaiknya tidak diberikan bersamaan dengan tonikum-tonikum yang mengandung besi atau dengan antasida berupa senyawa aluminium, magnesium. Susu mengandung banyak kalsium, sehingga sebaiknya tidak diminum bersamaan dengan susu.
 - Pengobatan dengan tetrasiklin jangan dikombinasikan dengan penisilin atau sefalosporin.
 - Karbamazepin dan fenitoin: menurunkan efektifitas tetrasiklin secara oral.
 - Tetrasiklin akan memperpanjang kerja antikluogulan kumarin, sehingga proses pembekuan akan tertunda.

- Cara Penyimpanan:
Simpan di tempat yang sejuk dan kering serta terlindung dari cahaya.

2 komentar:

Entri Populer